Bisakah Pesawat Tetap Terbang jika Mesinnya Mati?
Baca Juga: Mengapa Youtuber Rentan Mengalami Gangguan Kesehatan Mental ???Kapten Robert Piche mengumumkan kondisi darurat bahan bakar dan kemudian melaporkan kepada menara ATC di Lisboa bahwa mereka akan melakukan pendaratan darurat di Kepulauan Azores, 1.500 kilometer dari Lisbon.
Pesawat itu terpaksa harus melakukan beberapa kali putaran untuk mengurangi ketinggiannya, dan kemudian bisa mendarat dengan "kasar" di landasan hingga berhenti total. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu dan penerbangan pesawat jet komersial tanpa mesin itu tercatat sebagai yang terlama dalam sejarah.
Kisah tersebut mengingatkan kita bahwa meski kedua mesin pesawat mati, masih ada kemungkinan semua penumpang termasuk kru pesawat bisa mendarat dengan aman.
"Mungkin hal ini akan mengejutkan Anda, tapi sangat biasa bagi jet untuk turun dalam kondisi, yang para pilot sebut 'flight idle' dengan mesin yang perlahan kembali ke kondisi tanpa dorongan," kata Patrick Smith, pilot dan penulis buku Cockpit Confidential, sebagaimana dikutip dari The Telegraph.
"Mesin masih beroperasi dan memberikan tenaga pada sistem-sistem krusial, namun tidak memberikan dorongan. Jadi tanpa Anda sadari, Anda sering terbang tanpa dorongan mesin. Hal ini terjadi nyaris pada setiap penerbangan," tambahnya.
Smith menjelaskan, situasi tersebut mirip dengan kondisi mobil menuruni sebuah turunan dalam keadaan mati mesin dan tanpa rem tangan.
Setiap pesawat memiliki rasio terbang yang berbeda, artinya mereka akan kehilangan ketinggiannya dalam tingkat yang berbeda-beda. Hal ini mempengaruhi seberapa jauh pesawat bisa terbang tanpa dorongan mesin.
Contoh, jika sebuah pesawat memiliki rasio angkat dan tarikan 10:1, maka untuk setiap 10 mil (16 kilometer) pesawat kehilangan ketinggian satu mil (1,6 kilometer). Pesawat biasanya terbang di ketinggian 36 ribu kaki atau sekitar 10 kilometer, jadi pesawat yang kehilangan kedua mesinnya masih bisa terbang sejauh sekitar 112 kilometer sebelum sampai ke permukaan tanah.
Smith berkata, kemungkinan pesawat kehilangan kedua mesinnya saat terbang sangat kecil.
"Salah satu penyebabnya adalah kehabisan bahan bakar, abu vulkanik, dan tabrakan dengan burung. Di beberapa kejadian tersebut, kru telah berhasil terbang tanpa dorongan hingga berhasil mendarat tanpa cedera maupun korban jiwa," tulis Smith.
Tahun 2017 lalu, pesawat penumpang terbesar di dunia, Airbus A380 milik Air France pernah mengalami kejadian hampir serupa dengan kondisi kala itu salah satu mesinnya mati. Pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat di Kanada. Kemampuan A380 itu untuk terbang dengan tiga mesin kembali diuji ketika pesawat itu dipulangkan untuk perbaikan.
Namun, kejadian paling terkenal dengan matinya mesin pesawat modern adalah "Miracle on the Hudson" pada Januari 2009. Kala itu, Kapten Chesley “Sully” Sullenberger mendaratkan Airbus A320 secara darurat di Sungai Hudson, New York, setelah kedua mesinnya mati akibat ditabrak angsa.
"Apa yang dilakukan Sully dan ko-pilot Jeffrey Skiles tidak mudah, dan belum ada garansi hal itu bisa berhasil," puji Smith kepada Sully.
"Tapi mereka melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, apa yang mereka dilatih untuk lakukan, dan mungkin apa yang mungkin dilakukan kru lain di situasi yang sama," tambah dia.
Menurut Smith, pesawat terbang juga didesain untuk bisa mendarat hanya dengan satu mesin saja.
"Pesawat yang lebih besar memiliki mesin yang lebih kuat dan alat pengangkat yang membuat mereka bisa lepas landas dan mendarat dalam kecepatan rendah," kata Smith.
Menarik bukan teman-teman ? Mungkin hanya sekian ya info yang dapat saya sampaikan teman-teman, karena keterbatasan ilmu yang saya punya kurang lebihnya mohon maaf, semoga yang saya sampaikan memiliki manfaat kepada kalian, jika kalian menyukai postingan ini jangan lupa follow blog ini dan berikan like serta komentar ya teman-teman.
0 Response to "Bisakah Pesawat Tetap Terbang jika Mesinnya Mati?"
Post a Comment