Dahulu Kala, Penguasa Wajib 'Dipermalukan' oleh Rakyatnya Sendiri dalam Festival Akitu

*AXELUTE- Hai teman-teman, festival Akitu adalah salah satu festival Mesopotamia tertua yang dimulai pada pertengahan milenium abad ketiga SM.
Acara diberlangsungkan selama 12 hari terus menerus pada Bulan Baru pertama setelah Spring Equinox di bulan Maret/ April.
Tradisi ini juga sekaligus bertujuan untuk merendahkan serta mengingatkan raja tentang perannya.
Yakni melayani kehendak dewa Marduk agar terbentuk masyarakat yang baik dan benar.

Orang Babilonia percaya bahwa jika raja meneteskan air mata saat direndahkan (ditampar), itu artinya dewa Marduk menghendakinya untuk menjadi raja selama satu tahun lebih lama lagi.
Dalam artikel utama tentang tradisi kuno menampar raja, The Jerusalem Post menulis:
''Menarik untuk dicatat bahwa raja hebat Babilonia rela patuh, setahun sekali, dan tunduk pada prosedur yang memalukan seperti itu.''
Namun tetap prosedur itu adalah penting untuk menegaskan kembali ikatan antara masyarakat dan para dewa.

Festival Akitu sendiri didedikasikan untuk kelahiran kembali dewa matahari Marduk.
Pada hari keempat festival, raja harus menghadapi persidangannya.
Pertama-tama terdapat seorang Imam besar yang akan menyapa raja sebelum acara dan menanggalkan mahkota serta seluruh lambang kerajaan raja.
Dia kemudian menyeret raja dengan menjewer di telinganya dan memaksanya untuk berlutut.

Raja diminta untuk berdoa memohon pengampunan dan berjanji bahwa dia tidak akan lalai akan tugasnya.
Ada daftar panjang janji dan jaminan raja yang berisi semua permintaan baik dari para pendeta atau orang biasa pada umumnya.
Baru setelah raja selesai berjanji dan selesai mambaca emua tugas-tugasnya, dia harus bersiap-siap untuk pukulan.
Ya, imam tadi akan memukul pipi raja dengan keras dan menurut tradisi air mata harus mengalir di pipi raja.

Festival itu juga menunjukkan kepada raja bahwa tanpa mahkotanya, pedang dan tongkatnya, raja hanyalah makhluk biasa.
Festival Akitu bertahan hingga tahun 63 SM dan memasuki periode Kekaisaran Romawi.
Kaisar Romawi Elagabalus (memerintah 218-222), yang berasal dari Suriah, bahkan memperkenalkan festival di Italia.
Sejumlah festival musim semi di Timur Dekat kontemporer masih ada hingga saat ini.Iran secara tradisional merayakan 21 Maret sebagai Noruz (''Hari Baru'').

Menarik bukan teman-teman ? Mungkin hanya sekian ya info yang dapat saya sampaikan teman-teman, karena keterbatasan ilmu yang saya punya kurang lebihnya mohon maaf, semoga yang saya sampaikan memiliki manfaat kepada kalian, jika kalian menyukai postingan ini jangan lupa follow blog ini dan berikan like serta komentar ya teman-teman.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dahulu Kala, Penguasa Wajib 'Dipermalukan' oleh Rakyatnya Sendiri dalam Festival Akitu"

Post a Comment