Sejarah Paskibraka, Pasukan Pengibar Sang Merah Putih
*AXELUTE- Hai teman-teman, dua hari yang lalu, Presiden Joko Widodo mengukuhkan anggota Paskibraka di Istana Negara. Banyak orang yang masih belum mengetahui sejarah paskibraka dan bagaimana mereka terbentuk.
Salah satunya yang bertugas tadi pagi (17/08/2018) di Istana Negara Republik Indonesia yang bernama Tarrisa Maharani Dewi yag terpilih sebagai sang pembawa baki duplikat Bendera Pusaka Merah Putih.
Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang bertugas mengibarkan duplikat bendera merah putih.
Pasukan pengibar ini lahir pada tahun 1946 saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Presiden pertama republik Indonesia yaitu Presiden Soekarno memerintahkan Mayor Husein Muthar selaku ajudannya untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka.
Perintah itu muncul karena mereka akan memperingati hari ulang tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia yang pertama.
Mereka akan merayakannya di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.
Awalnya Mutahar akan mengumpulkan perwakilan seluruh pemuda di setiap penjuru Tanah Air. Namun karena tak memungkinkan, Mutahar hanya menghadirkan lima orang pemuda yang terdiri dari 3 orang putra dan 2 orang putri.
Kelima orang itu melambangkan Pancasila. Setelah ibukota kembali lagi ke Jakarta, dari tahun 1950 sampai tahun 1966 para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Tahun 1967 Mutahar dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk mempersiapkan pengibaran bendera pusaka. Mutahar kemudian mengembangkan formasi pengibaran bendera menjadi 3 kelompok.
Terdapat Pasukan 17 (pengiring), Pasukan 8 (pembawa bendera), dan Pasukan 45 (pengawal). Formasi itu menggambarkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yaitu 17 Agustus 1945 (17-8-45).
Bendera duplikat Pusaka Merah Putih mulai dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka.
Pada tahun tersebut anggota pengibar disepakati adalah para remaja siswa SMA di seluruh tanah air Indonesia.
Tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja putra dan putri.
Pada tahun 1967 sampai tahun 1972 istilah pasukan pengibar adalah "Pasukan Pengerek Bendera Pusaka".
Tahun 1973, Idek Sulaeman selaku adik didik Mutahar mencetuskan nama Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau sampai sekarang disebut dengan Paskibraka.
Istilah "Pengerek" disebut berkonotasi negatif karena berasal dari kata "kerekan" . Untuk itulah "Pengerek" diganti dengan "Pengibar".
Lambang Purna Paskibraka menggambarkan bunga teratai. Bunga teratai dipilih karena bunga tersebut mampu tumbuh baik di lumpur maupun berkembang di atas air.
Hal itu menggambarkan seorang Purna Paskibraka adalah pemuda yang tumbuh di tanah air yang sedang bermekar dan membangun.
Sejarah Paskibraka patut kita ketahui karena dapat menambah rasa cinta kita pada Sang Merah Putih.
Baca juga: Tahukah Kamu... Asal Usul Kata Bluetooth Ternyata Julukan Dari Seorang RajaPaskibraka merupakan pasukan yang memiliki disiplin tinggi dan mempunyai tanggung jawab berat untuk mengibarkan sang Saka Merah Putih.
Salah satunya yang bertugas tadi pagi (17/08/2018) di Istana Negara Republik Indonesia yang bernama Tarrisa Maharani Dewi yag terpilih sebagai sang pembawa baki duplikat Bendera Pusaka Merah Putih.
Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang bertugas mengibarkan duplikat bendera merah putih.
Pasukan pengibar ini lahir pada tahun 1946 saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Presiden pertama republik Indonesia yaitu Presiden Soekarno memerintahkan Mayor Husein Muthar selaku ajudannya untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka.
Perintah itu muncul karena mereka akan memperingati hari ulang tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia yang pertama.
Mereka akan merayakannya di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.
Kelima orang itu melambangkan Pancasila. Setelah ibukota kembali lagi ke Jakarta, dari tahun 1950 sampai tahun 1966 para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Tahun 1967 Mutahar dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk mempersiapkan pengibaran bendera pusaka. Mutahar kemudian mengembangkan formasi pengibaran bendera menjadi 3 kelompok.
Terdapat Pasukan 17 (pengiring), Pasukan 8 (pembawa bendera), dan Pasukan 45 (pengawal). Formasi itu menggambarkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yaitu 17 Agustus 1945 (17-8-45).
Idik Sulaeman sang pencetus istilah Paskibraka. |
Bendera duplikat Pusaka Merah Putih mulai dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka.
Pada tahun tersebut anggota pengibar disepakati adalah para remaja siswa SMA di seluruh tanah air Indonesia.
Tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja putra dan putri.
Pada tahun 1967 sampai tahun 1972 istilah pasukan pengibar adalah "Pasukan Pengerek Bendera Pusaka".
Istilah "Pengerek" disebut berkonotasi negatif karena berasal dari kata "kerekan" . Untuk itulah "Pengerek" diganti dengan "Pengibar".
Lambang Purna Paskibraka menggambarkan bunga teratai. Bunga teratai dipilih karena bunga tersebut mampu tumbuh baik di lumpur maupun berkembang di atas air.
Hal itu menggambarkan seorang Purna Paskibraka adalah pemuda yang tumbuh di tanah air yang sedang bermekar dan membangun.
Sejarah Paskibraka patut kita ketahui karena dapat menambah rasa cinta kita pada Sang Merah Putih.
Menarik bukan teman-teman ? Mungkin hanya sekian ya info yang dapat saya sampaikan teman-teman, karena keterbatasan ilmu yang saya punya kurang lebihnya mohon maaf, semoga yang saya sampaikan memiliki manfaat kepada kalian, jika kalian menyukai postingan ini jangan lupa follow blog ini dan berikan like serta komentar ya teman-teman.
0 Response to "Sejarah Paskibraka, Pasukan Pengibar Sang Merah Putih"
Post a Comment