Inilah Tardigrada, Hewan Superkuat yang Tak Mempan oleh Paparan Nuklir
*AXELUTE- Hai teman-teman, nama Tardigrada atau yang dikenal sebagai Beruang air mungkin sangat asing bagi kita, ukuran hewan ini superkecil, hanya sekitar 0,5 mm. Tapi daya tahan tubuhnya terhadap panas dan dingin sungguh menakjubkan. la bisa bertahan hidup meskipun dibekukan pada suhu -200 °C maupun dipanaskan pada suhu 150 °C. Pantas jika ia juga dijuiuki superkuat. Hewan ini pernah Muncul pada Film: Ant man and the Waps saat Scott berubah menjadi ukuran micro.
Baca juga :6 Senjata Sniper Hebat yang Pernah di ciptakanSebagian besar hewan, termasuk manusia, tentu akan segera mendapat gelar almarhum jika berada dalam kondisi suhu ekstrem. Pada suhu -200 °C, cairan tubuh dan darah akan membeku. Sistem biologis pun akan berhenti.
Begitu juga saat tubuh dipanaskan. Pada suhu di atas 150 °C, tubuh akan matang, protein di dalam sel-sel tubuh akan rusak.
Tapi itu semua tidak akan terjadi pada hewan bernama tardigrada ini. Ia tidak mati walaupun direbus, tak juga tewas meski dibekukan jadi es.
Melihat daya tahannya terhadap suhu ekstrem, kita mungkin akan merasa takut dengan hewan ini. Jangan-jangan ia makhluk asing yang berasal dari planet lain.
Tenang saja, tardigrada bukan hewan yang perlu ditakuti. Ia bisa dijumpai di sekitar kita kok.
Mirip beruang
Ukuran tardigrada sangat kecil, antara 0,1 - 1,5 mm. Rata-rata panjang tubuhnya hanya sekitar 0,5 mm. Karena ukurannya yang supermini tersebut, kita akan mengalami kesulitan melihat hewan ini dengan mata telanjang. Jika ia berada di pasir, kita sudah pasti tidak akan bisa membedakannya dengan butiran pasir.
Dalam bahasa Inggris, hewan ini disebut ''water bear'' alias beruang air. Dinamai demikian karena bentuknya memang mirip beruang dan habitatnya di dalam air. Bukan hanya air tawar, tapi juga air asin.
Nama tardigrada berasal dari katatardos yang artinya pejalan dangrados yang berarti lambat. Ya, perilakunya memang pemalas, ogah bergerak. Jika berjalan pun amat sangat lamban.
Badannya beruas-ruas, berkaki empat pasang. Di ujung kakinya terdapat empat cakar yang tajam. Warna tubuhnya bervariasi, tergantung jenisnya. Ada yang transparan, putih, merah, kuning, dan kecokelatan.
Sekilas tampak menyeramkan meski sebetulnya ia tidak begitu berbahaya bagi manusia.
Hewan ini pertama kali diidentifikasi dan dideskripsikan pada 1773 oleh Johann August Ephraim Goeze, seorang peneliti hewan sekaligus pastor dari Jerman. Hingga kini telah diketahui terdapat sekitar 1.000 spesies tardigrada di seluruh dunia.
Hewan ini bisa dijumpai di hampir semua ketinggian, mulai dari puncak gunung (6.000 m di atas permukaan laut) hingga di dasar samudera (pada kedalaman 4.000 m di bawah permukaan laut!). Benar-benar hewan superkuat.
Di alam, tardigrada berfungsi sebagai predator dari hewan yang Iebih kecil, tumbuhan, atau bakteri. Di kalangan mereka juga berlaku kanibalisme. Tardigrada besar kadang memangsa tardigrada yang Iebih kecil.
Dengan daya tahan tubuh superhebat itu, wajar bila tardigrada bisa ditemukan di mana-mana, termasuk di lingkungan di sekitar kita. Ia dapat ditemukan di sekitar rumah, di segumpal tanah di kebun, di endapan lumpur (kolam, sungai, atau laut), atau di lumut yang menempel di bebatuan di tempat lembap.
Meskipun ada di mana-mana,tardigrada tetap saja sulit dilihat karena ukurannya yang memang sangat kecil. Apalagi hewan ini juga sangat malas bergerak sehingga tidak bisa dibedakan dari butiran pasir, tanah, atau serpihan kecil sampah.
Harus pakai mikroskop
Kalau Anda bisa menemukan hewan ini dengan cepat, berarti Anda memiliki penglihatan yang sangat tajam.
Meskipun Anda tidak bisa melihat keberadaan hewan itu di atas piring, bukan berarti lumpur sungai itu tidak mengandung tardigrada.
Secara teoretis, hewan ini sangat mungkin hidup di dalam sampel lumpur yang Anda ambil itu karena memang ia bisa berada di mana-mana.
Untuk bisa menemukan hewan ini, sebetulnya ada beberapa teknik yang direkomendasikan oleh para zoologis. Tapi kebanyakan teknik-teknik ini melibatkan prosedur yang cukup rumit.
Agar tidak pusing, ikuti saja cara sederhana berikut ini. Pertama, sediakan mikroskop, gelas objek, dan pinset yang ujungnya runcing. Pinset ini bisa diganti dengan jarum. Ambil sedikit endapan lumpur di dasar sungai yang dangkal.
Buang airnya, ambil sedikit saja sampel lumpur tersebut, letakkan di atas gelas objek lalu ratakan sehingga membentuk lapisan yang tipis.
Taruh gelas objek tersebut di mikroskop dengan perbesaran rendah, misalnya 4 x 10. Amati dengan teliti. Jika Anda menemukan seekor tardigrada merayap di atas gelas objek, ambil hewan itu dengan ujung pinset yang runcing.
Kalau sulit, Anda bisa menggunakan ujung jarum, lalu pindahkan tardigrada ke gelas objek yang baru. Tetesi dengan alkohol 40% supaya si tardigrada ini terbius dan Anda bisa mengamatinya dengan lebih mudah. Letakkan gelas objek kedua ini di mikroskop lalu amati dengan perbesaran tinggi, misalnya 10 x 10.
Selain dari lumpur sungai, Anda juga bisa mencari hewan ini di lumut yang banyak menempel di bebatuan atau tempat yang lembap.
Caranya, ambil sedikit lumut dan letakkan di atas gelas objek. Amati langsung di bawah lensa mikroskop dengan perbesaran 4 x 10. Jika beruntung, Anda bisa langsung melihat tardigrada yang bergerak perlahan-lahan di antara lumut-lumut itu.
Tardigrada harus dibius dengan cara ini karena ia punya cakar yang bisa mencengkeram lumut dengan kuat.
Selanjutnya, getarkan cawan petri itu pelan-pelan supaya tardigrada jatuh ke dasar cawan. Buang alkohol, sisakan endapan berupa tanah yang bercampur sisa lumut lalu biarkan alkohol menguap sendiri.
Ambil sedikit endapan tersebut, letakkan di atas gelas objek, dan amati dengan mikroskop.
Hidup di ruang hampa
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Biologi University of Wisconsin-La Crosse, Amerika Serikat, tardigrada terbukti tidak mati saat dimasukkan ke ruang hampa selama delapan hari. Asal tahu saja, manusia akan langsung tewas jika dimasukkan ke ruang hampa dalam hitungan menit.
Hewan ini juga tak mati ketika dimasukkan ke wadah bertekanan tinggi di atas 1.200 kali tekanan atmosfer normal. la mampu bertahan hidup dalam kondisi kering tanpa air selama bertahun-tahun.
Juga dalam kondisi terpapar radiasi ultraviolet ribuan kali di atas batas normal. Bahkan ia juga tidak langsung mati ketika direbus dengan alkohol.
Bagaimana hewan ini bisa begitu kuat? Jawabannya terletak pada kemampuan tardigrada mengatur metabolisme tubuhnya. Saat berada di dalam kondisi ekstrem, ia akan mengubah kecepatan metabolisme tubuhnya sampai seratus kali lebih lambat daripada metabolisme normal.
Perubahan kecepatan metabolisme inilah yang membuat ia bisa bertahan hidup tanpa air, tanpa udara, di suhu tinggi maupun di suhu rendah. Pada kondisi ini, tanda-tanda kehidupan nyaris tidak terlihat meskipun sebetulnya ia tidak mati.
Saat kecepatan metabolisme tubuhnya turun, ia juga melakukan banyak penyesuaian. Kakinya ditarik masuk ke dalam tubuhnya. Lalu tubuhnya akan menggulung membentuk bola dengan lapisan kuat yang permukaannya dilindungi oleh semacam lilin.
Air yang hilang dari dalam tubuhnya akan diganti dengan cairan gula khusus, namanya trihalos. Saat tubuhnya semakin banyak kehilangan air, trihalos akan membentuk jel yang melindungi tubuh tardigrada dari kekeringan.
Selain memberikan perlindungan pada sel-sel tardigrada, trihalos juga menjadi sumber energi. Pada keadaan ini, tardigrada seperti mati suri. Belum mati tapi tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Dengan kemampuan spektakuler ini, tardigrada diprediksi bisa bertahan hidup saat terjadi perang nuklir. la juga diduga bisa bertahan hidup jika dilepas di salah satu tempat di luar angkasa. Sungguh luar biasa ya teman-teman.
Mungkin hanya sekian ya info yang dapat saya sampaikan teman-teman, karena keterbatasan ilmu yang saya punya kurang lebihnya mohon maaf, semoga yang saya sampaikan memiliki manfaat kepada kalian, jika kalian menyukai postingan ini jangan lupa follow blog ini dan berikan like serta komentar ya teman-teman.
Updatenya setahun sekali kan bang ?
ReplyDelete